Istri-Istri Nabi - Tafsir Surat Al-Ahzab Bag 6
Bersama Pemateri :
Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
Istri-Istri Nabi – Tafsir Surat Al-Ahzab Bag 6 merupakan bagian dari kajian tafsir yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abu ‘Abdil Muhsin Firanda Andirja, M.A. pada Rabu, 11 Rabiul Awal 1442 H / 28 Oktober 2020 M.
Kajian Tentang Istri-Istri Nabi – Tafsir Surat Al-Ahzab Bag 6
Kita sampai pada ayat ke-28 dan seterusnya yang berbicara tentang istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا ﴿٢٨﴾
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: ‘Jika kalian sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu kesenangan dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.’” (QS. Al-Ahzab[33]: 28)
Ayat ini sebab nuzulnya sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari dan yang lainnya, yaitu dimana istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersepakat ketika itu untuk meminta tambahan rezeki dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tambahan uang keluarga kalau bahasa kita. Yang padahal sebelumnya mereka tidak pernah meminta seperti itu.
Sebagaimana disebutkan Thahir ibn Asyur Rahimahullah dalam tafsirnya, ketika itu setelah Bani Nadhir diusir oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari kota Madinah dan mereka meninggalkan banyak harta dan menjadi fai’ (harta yang ditinggalkan tanpa melalui peperangan) bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kemudian setelah itu juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerangi Bani Quraidzah dan mereka meninggalkan ghanimah dan ghanimah tersebut dibagi-bagikan kepada para sahabat dan juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendapatkannya. Juga nanti di Khaibar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menang dalam peperangan dan mendapatkan banyak harta di sana. Ketika itu istri-istri Nabi berubah pikiran, mereka ingin minta tambahan biaya dalam keluarga. Karena Allah dalam ayat sebelumnya mengatakan:
وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَّمْ تَطَئُوهَا…
“Kami wariskan kepada kalian (kaum muslimin) daerahnya Bani Quraidzah dan rumah-rumah mereka, harta mereka, dan daerah atau bumi yang belum kalian pijak (maksudnya adakah Khaibar nanti yang kalian akan menguasainya).” (QS. Al-Ahzab[33]: 27)
Dari sinilah kata Thahir ibn Asyur dalam tafsirnya At-Tahrir wa Tanwir bahwasanya istri-istri Nabi akhirnya ingin minta ada tambahan ada biaya rumah tangga.
Demikian juga bisa jadi ketika para sahabat mendapatkan ghanimah dari perang melawan Bani Quraidzah, setelah itu mereka mendapatkan harta yang banyak, mereka memberikan harta mereka kepada istri-istri mereka. Dan kita tahu namanya kabar-kabar di antara para wanita akan sampai. Akhirnya istri-istri Nabi sepakat, mereka ingin minta tambahan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Padahal Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kalau mendapatkan rezeki selalu Nabi sedekahkan dan Nabi tidak biasa hidup dengan kehidupan yang berlapang-lapang. Itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau yang berkata:
مَا لِي وَلِلدُّنْيَا ؟ مَا أَنَا في الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Apa urusanku dengan dunia? Tidaklah aku berada di dunia ini kecuali seperti seorang pengendara yang mampir di bawah sebuah pohon. Kemudian dia beristirahat sejenak di sana lalu meninggalkan pohon tersebut.” (HR. Tirmidzi)
Namanya bernaung di bawah sebuah pohon hanya sebentar. Seperti orang yang sedang berkendaraan, sedang melakukan perjalanan, kemudian meninggalkan tempat persinggahan.
Oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak peduli dengan dunia. Ketika istri-istrinya sepakat untuk minta tambahan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka Nabi terganggu dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggalkan mereka semuanya selama sebulan. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tinggal di suatu tempat yang bernama Masyrubah, dekat masjid Nabawi yang tempatnya agak naik, yang di situ ‘Umar Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu sempat mengunjungi Nabi.
Bayangkan, Nabi punya istri 9 kemudian semua ditinggalkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan tinggal di satu kamar yang kecil. Kemudian ketika ‘Umar bin Khattab melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berbaring di sebuah tikar yang terbuat dari anyaman-anyaman daun-daun kurma kemudian memberi bekas di lambung Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Nabi bersandar pada bantal yang isinya serabut-serabut kurma yang kasar. ‘Umar pun berkata kepada Nabi: “Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Allah memberi kelapangan harta kepada umatmu. Sementara Persia dan Romawi mereka dilapangkan rezeki mereka padahal mereka tidak menyembah Allah.” Maka Nabi menegur ‘Umar:
أَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الخَطَّابِ ؟
“Apakah kau ragu sampai kau mengatakan demikian?”
Maksudnya Nabi menegur bahwa apakah orang beribadah kepada Allah harus kemudian dapat dunia?
أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِي حَيَاتِهِمُ الدُّنْيَا
“Mereka (Persia dan Romawi) itu adalah orang-orang yang disegerakan kenikmatan di dunia (di akhirat meraka tidak mendapatkan apa-apa).”
Intinya yang menjadi perhatian kita adalah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika meninggalkan istri-istrinya, Nabi tidur di ruangan sederhana, tidak ada kemewahan apa-apa, maka Nabi terganggu ketika istri-istrinya kompak meminta tambahan belanja rumah tangga.
Ketika itu istri Nabi ada 9, di antaranya:
- ‘Aisyah,
- Saudah,
- Hafsah,
- Ummu Salamah,
- Juwairiyah binti Al-Harits,
- Maimunah binti Al-Harits Hilaliyah,
- Zainab binti Jahsy,
- Shafiyah binti Huyai,
- Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan.
Adapun Zainab binti Khuzaimah sudah meninggal ketika turun ayat ini. Inilah 9 istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mereka sepakat menuntut tambahan belanja rumah tangga. Karena mereka menuntut, akhirnya turunlah ayat ini.
Kalau kita lihat sekilas, seakan-akan nampak buruk istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika menuntut tambahan. Tapi ada hikmahnya setelah itu, Allah ingin mereka bersih, Allah ingin mereka bisa beradaptasi untuk hidup bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian tafsir yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian Tentang Istri-Istri Nabi – Tafsir Surat Al-Ahzab Bag 6
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49343-istri-istri-nabi-tafsir-surat-al-ahzab-bag-6/